KECAP IKAN LAUT

sumber:dinconomy.wordpress.com

Kebanyakan orang kalau membuat kecap mesti dari kedelai, namun Prapto, 56 tahun, yang beralamat di Manggong, Rt. 06, Rw. 01, Ngadirejo. Tumbuh kreatifnya dalam membuat kecap, karena dia bikin dari ikan laut “kedelai dan ikan sama-sama mengandung protein, dan jelas kandungan proteinnya lebih tinggi ikan laut, dan tidak perlu fermentasi,” begitu alasan yang disampaikan kepada stanplat.

Home industri kecap yang menopang ekonomi rumah tangganya ditekuni sejak tanggal tanggal 1 April 1999, wajar kalau sekarang sering digunakan praktek bagi anak-anak SMK maupun mahasiswa, “bahkan anak-anak mahasiswa dari Maluku pernah praktek industri disini”, paparnya.

Resep dalam pembuatan kecap selalu diberikan kepada semua yang membutuhkan, tanpa kwatir kalau ditiru oleh orang lain, “memberi ilmu kepada orang itu kan dapat pahala”,tuturnya dengan iklas. Walaupun usaha yang dirintisnya sudah sembilan tahun, namun dia selalu membuat, dan memasarkan sendiri, hanya dibantu istri dan anaknya.

Di dapur yang terdiri dari 3 tungku, tungku pertama untuk merebus bumbu ada jahe, laos, salam, bawang putih, sere, kayu manis dan merebus ikan laut yang sudah dipotong-potong. Pada tungku yang kedua yang letaknya lebih tinggi, untuk mencairkan gula jawa. Kalau ikan laut sudah mendidih, airnya baru dimasukkan ke tungku yang kedua (dicampur dengan gula jawa). Pada tungku ke tiga digunakan untuk mencampur gula jawa yang sudah mencair dengan bumbu.

Kalau proses sudah dijalani tinggal memasukkan dalam kemasan, lalu di jual. Nampaknya gampang kalau teorinya, namun untuk menghasilkan kecap yang warnanya baik perlu pengalaman dalam proses pembuatannya. “pernah saya buktikan sendiri ketahanan kecap ini sampai 21 bulan masih enak dan tanpa pengawet lho”, dengan bangganya Prapto memamerkan produknya.

Untuk pemasaran tidak begitu masalah, asal ada barang pasti laku. Kendala utama bagi Prapto terletak pada permodalan, “pernah lho saya dapat pesanan 100 krat tiap harinya, tapi modal tidak punya, ya tak gagalkan”, keluhnya. Kecap arum sari pernah menjangkau sampai Semarang, Weleri, dan Magelang.

Berapa pendapatannya pak? Sebentar mas, sambil duduk di meja dan menghitungnya. Ini hasil hitungan saya ini kalau sehari habis lho. Untuk bahan baku gula jawa 40 Kg @ Rp 5.000 = Rp 200.000 untuk bumbu, ikan laut dan minyak Rp 40.000. jadi totalnya Rp 240.000. sedangkan tiap harinya bisa produksi 60 botol dengan harga @ Rp 6.500 = Rp 390.000. jadi untuk laba kotornya Rp 390.000 – Rp 240.000 = Rp 150.000, sedangkan laba bersihnya masih dikurangi tenaga Rp 30.000 dan botol 30.000 jadinya Rp 90.000. Wah tinggal bayangkan saja kalau sebulan berapa ya…? (mukidi)